Sabtu, 24 Januari 2009

flasback

mencoba tuk memposting ulang dan belajar lagi...

tapi gag tau apa yang mo diposting..

bingung

Selasa, 15 Juli 2008

UNIVERSITAS INDONESIA

Entah karena emang orang Indonesia yang keluar negeri identik dengan TKI dan TKW atau karena emang orang Indonesia pada dasarnya emang matre, sebelum berangkat ke Australia entah udah berapa orang yang berkomentar, “Wah, mau ke Australia ya, Mas? Selamat deh, mudah-mudahan pulang dari sana bisa beli rumah.” Yang model begini cuma gue jawab: “Iyah, Insya Allah nanti kebeli kalo cuma rumah Barbie mah!” Belum lagi yang komentar, “Wah, enak tuh di luar negeri, jadi loper koran aja dapet duitnya gede.” Yang kayak beginian pasti lagi ngimpi jadi loper korannya bule.
Komentar-komentar sejenis emang bikin menyayat hati, karena:
Pengalaman empiris beberapa rekan alumni luar negeri emang menunjukkan mereka lebih capable dan tertarik untuk mempertebal dompet, daripada memperdalam kapasitas keilmuan dan atau kemampuan bahasa Inggris mereka.
Jujur sejujur-jujurnya, gue emang pengen pulang dari Australia dan dapet duit - banyak - kalo bisa.
Sejalan dengan niat mulia dapet duit tadi, gue udah mempersiapkan diri untuk bekerja banting tulang, memeras keringat, berpanas-panas disengat matahari, berkotor-kotor lumpur, kedinginan diterpa angin winter. Semuanya demi sesuap nasi dan segepok dolar…
Sayangnya… sang universitas tercinta ternyata gak ngebolehin mahasiswa AusAID buat bekerja!!!!
Whaaat…????
Begitulah sodara-sodara, kebijakan universitas peringkat 62 dunia ini ternyata begini:
Mahasiswa AusAID tidak diperkenankan bekerja sama sekali pas semester pertama;
Setelah semester I berlalu, mahasiswa AusAID diperkenankan untuk mengajukan working visa;
AusAID Liason Officer (ALO) akan ngeliat perolehan akademis a.k.a nilai selama semester I. Kalo kira-kiranya memenuhi syarat boleh ngajuin working visa. Kebalikannya, kalo nilai-nilainya jelek jangan harap diperbolehkan ngajuin working visa;
Kalo udah disetujui sama ALO, ngajuin visa deh ke DIAC dengan syarat: tanda tangan perjanjian bahwa kita cuma akan bekerja pas university holiday doang, jadi gak boleh kerja pas lagi kuliah (aturan dari ADS sendiri memperbolehkan mahasiswa ADS kerja pas musim kuliah selama nggak ngelebihin batas waktu 20 jam per minggu);
Goodbye rumah idaman,…. wellcome rumah Barbie…
Beginilah nasib kuliah di Univesitas ranking 62 dunia, udah nyari nilai susah, internetnya juga susah, kuliahnya ngebosenin…Eh.. gak cukup dengan itu saja,… ternyata gue juga gak boleh nyari kerja sambilan. Nasib…nasib…
Kesimpulan suci dari penderitaan tanpa henti ini adalah: buat situ yang ke disuruh sekolah Australia pake duit beasiswa dan punya hidden agenda (yang kadang jadi tujuan utama) buat nyari duit, JANGAN pilih universitas yang ini, yang ini, yang ini, yang ini, yang ini, yang ini, yang ini, dan yang ini… Kalo, nggak situ bakal nyesel seumur hidup… tujuh turunan….
Padahal, sebagai pekerja siap pakai di bidang kerja apa pun, gue bisa (kurs hari ini, 22/03/2008, katanya kanggaru AUD$ 1 = Rp 8.250,-) :
Jadi, tukang junk mail. Yang ini kerjaannya nganterin majalah iklan, selebaran, pamflet, flyer supermarket, dll. Per 300 eksemplar (yang berarti buat 300 rumah), kerja beginian dibayar $23, per minggu. Seminggu cuma kerja sekali.
Penjaga toko, walau kemungkinannya agak kecil mengingat penampilan yang tidak meyakinkan, dan, yang paling penting, kemampuan bahasa Inggris yang kacau beliau tidak memenuhi standar. Kerja beginian biasanya sekitar 3 jam pe hari, dibayar $12-15 per jam.
Cleaning service di gedung-gedung, kerjanya bersih-bersih di gedung-gedung. Kerja beginian biasanya sekitar 3 jam pe hari, dibayar $13-15 per jam. Repotnya kerja beginian biasanya kalo gak malem-malem ya pagi-pagi subuh, jadi musti punya mobil sendiri, kalo nggak bisa berakhir kayak gini.
Cuci mobil, kerjanya ya nyuci mobil orang. Bayarannya diitung per mobil, berapa persisnya gak tau cuma kayaknya gak jauh beda sama kerja yang laen. Gak terlalu minat soalnya kerjanya harus malem, dan dingin lah…
Masang tenda. Di Adelaide sering ada festival - festival kesenian, budaya, dll. makanya slogan SA itu The Festival State. Nah, pas acara beginian lah gue beraksi, masang-masang tenda. Kerjaan beginian juga dibayar $12 -15 per jam.
Kebun strawberry, kerjaannya ya metikin strawberry yang udah mateng. Ini adalah kerjaan favorit mahasiswa ADS asal Indonesia di Adelaide, khususon lagi mahasiswa ADS asal Indonesia di Flinders University. Bayarannya diitung per keranjang, $2,5 per keranjang. Pemetik strawberry pemula biasanya cukup dengan 38 - 45 keranjang per hari, plus sakit pinggang. Pemetik strawberry ahli bisa dapet 90 - 120 keranjang per hari, tanpa sakit pinggang. Repotnya kerja strawberry ini adalah kita musti punya mobil buat nyampe ke kebun (gak ada bus umum yang jurusannya ke kebun strawberry, tentunya) atau kalo nggak ya punya temen yang bersedia ngajak kita.
Kebun anggur, kerjanya metik anggur yang udah mateng atau ngebersihin pohon anggur. Kerja beginian rada mengundang kontroversi di kalangan mahasiswa Indonesia. Sebagian menentang habis-habisan dan menghukumi haram kerja beginian karena sebagian besar anggur yang dipetik emang buat memproduksi wine. Sebagian lagi agak ragu dengan hukumnya, tapi dengan bayangan dolar menari di depan mata, akhirnya dateng juga ke kebun anggur, demi $12 - 15 per jam di kebun anggur.

MANAJEMEN PON XVIII

Lilianto ApriadiINI PON, BUKAN KLIWONKamis, 10 Juli 2008 pukul 13:6:21 WIB
Hitung-hitungan makna hari bagi orang Jawa, Kliwon memiliki arti tersendiri. Bahkan sering dibikin makna untuk menunjukkan suasana menakutkan. Berbeda dengan Pon, ia kalah ”ngetop” dibanding Kliwon. Nah, PON yang sedang berlangsung di Kalimantan Timur sekarang ini juga berjalan adem ayem saja.Tidak ada judul film ”Malam Jumat Pon”, tapi yang ada ”Malam Jumat Kliwon”. Di antara makna hari, Kliwon memang yang paling sering digunakan dalam cerita-cerita fiksi atau pembicaraan sehari-hari. Maka seperti Pon dalam makna hari, PON yang sedang berlangsung di Kalimantan Timur juga kurang menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Padahal PON yang satu ini merupakan ajang adu prestasi atlet-atlet Indonesia.Dalam acara pembukaan Sabtu (5/7), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malah menyebut kalau PON XVII itu diharapkan menjadi kebangkitan olahraga Indonesia. Hal itu dikaitkan dengan peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei 2008. Bawahan Sang Presiden, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault melakukan promosi berkali-kali lewat layar televisi, mendengungkan bahwa kita sedang mempunyai hajat besar olahraga di Kaltim itu. Sama dengan Presidennya, PON tahun ini dianggap sebagai kebangkitan olahraga Indonesia.Wealah, walau diagung-agungkan demikian gede, tanyakan saja pada Tukijo pedagang gorengan di bilangan Kranggan Cileungsi Jawa Barat. Ia kagak tahu adanya PON.”Tapi, kalau yang kemarin Piala Eropa yang jadi juara Spanyol, saya nonton, Om!” katanya.Mungkin bertanya kepada Tukijo salah alamat. Di saat dampak kenaikan BBM demikian dahsyat barangkali Tukijo malas memperhatikan hal lain kecuali meningkatkan jualannya agar ludes setiap harinya. Baiklah, tanya juga aksi para penggila olahraga di Senayan yang sering berolahraga. Mereka rata-rata tidak mempedulikan PON. Begitu pula dengan para pemasang iklan yang selalu diburu oleh media massa agar menyemarakkan liputannya dengan klien-kliennya. Ternyata sepi. Halaman-halaman koran maupun tabloid yang diisi oleh liputan PON kosong melompong iklannya. Kalah dari liputan Piala Eropa lalu.Tapi jangan tanyakan betapa pentingnya PON buat Christopher Rungkat, petenis junior kita yang bulan lalu sukses menjadi juara ganda putra berpasangan dengan Henri Kontinen dari Finlandia di turnamen akbar Prancis Terbuka. Saking pentingnya dengan PON, pada Sabtu (5/7) lalu ia harus mengundurkan diri dari arena Wimbledon Junior, satu dari empat turnamen tingkat grand slam yang selalu diincar oleh setiap petenis di planet ini. Ia harus mundur di babak pertama dan meninggalkan rekan gandanya, Mbonisi Ndimande dari Zimbabwe saat kedudukan 7-6 (6).Tindakan Cristo itu sangat disesalkan, bahkan bisa disebut sebagai memalukan. Sebagai atlet yang sedang menuju ke arah profesional, seharusnya Cristo memiliki manajemen diri. Kok turnamen sebesar Wimbledon dikalahkan oleh PON? Alasan bahwa jadwal bentrok, rasanya sulit diterima. Jadwal PON sudah ada beberapa bulan lalu, begitu pula dengan jadwal Wimbledon. Lebih baik tidak ikut serta dari pada meninggalkan rekan petenis negara lain dan merugikan penyelenggaraan kelas dunia. Lebih ironis lagi karena hal itu dilakukan oleh atlet berusia muda.Apalah arti bonus ratusan juta rupiah dari daerah peserta PON dibanding pengalaman berharga di arena besar itu? Apalagi buat petenis berusia 18 tahun ini, pembinaan mental dan fisik di arena sebesar itu sangat menguntungkan dan sulit ditukar oleh uang. Cristo...Cristo... Siapa yang mengajarimu berlaku negatif seperti itu?

MANAJEMEN PERTAMINA

PT PERTAMINA UP IV CILACAP STUDI BANDING KEARSIPAN DI ARSIP UNIVERSITAS UGM
31 Maret 2008
Newsletter Edisi Februari 2008
Manajemen PT Pertamina Unit Pengolah IV Cilacap mempunyai kepedulian terhadap menumpuknya arsip tak teratur di kantor, kesulitan menemukan kembali arsip penting, serta arsip-arsip belum dikelola sesuai tata kearsipan yang benar. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan terjadi hilangnya arsip bernilai guna tinggi yang amat berharga bagi penelitian dan pengembangan PT Pertamina UP IV Cilacap di masa mendatang.Sehubungan dengan permasalahan di atas, PT Pertamina Unit Pengolah IV Cilacap memutuskan untuk melaksanakan studi banding dalam hal tata pengelolaan kearsipan. Sesuai arahan pimpinan, maka diputuskan untuk studi banding tentang pengelolaan kearsipan di Arsip Universitas UGM. Mulyono Basuki sebagai Manager SDM didampingi Zaini Arifin, Sutopo Teguh Wiyono dan Anwar Haryanto dari Bagian Organisasi Prosedur dan Mutu serta Ida Syahrida dari Bagian Sekretariat, hari Senin 17 Desember 2007 berkunjung di Arsip Universitas UGM.Tim dari Pertamina ini bertekad untuk mengfungsikan PATP (Pedoman Administrasi Terpadu Pertamina), JRA (Jadwal Retensi Arsip) serta memanfaatkan berbagai sarana yang telah ada, seperti: rool o’pack, rak arsip dan lain-lain, disamping akan membekali para pengelola arsip dengan berbagai ilmu pengetahuan terkait. Diakui juga bahwa kebangkitan penanganan arsip di PT Pertamina UP IV Cilacap juga dikarenakan adanya tuntutan untuk dapat mengikuti ISO harus mempunyai bukti data penanganan arsip vital dengan baik.Harapan studi banding di Arsip Universitas UGM ini selain berkeinginan mendapatkan pengalaman dalam hal: membentuk team work yang tepat, cara pembekalan bagi pengelola arsip yang efektif dan efisien, juga mengetahui Struktur Organisasi Arsip Universitas UGM. Disamping itu juga bisa melihat langsung bagaimana teknik pemberkasan arsip, penataan arsip, penempatan serta perawatan arsip vital dan statis, termasuk inovasi pengelolaan arsip dalam alih media.Tim studi banding dari Pertamina ini menyatakan terkesan dengan Arsip Universitas UGM yang dengan keterbatasan sarana dan prasarana dapat mengelola arsip dengan baik, sehingga arsip-arsip yang bernilai guna tinggi dapat terselamatkan. (zud)

manajemen stikom antar bangsa

Konon sebelum rektor yang sekarang Bp Sulistiyo M.PD, IKIP adalah perguruan swasta yang kecil karena hanya menempati sebuah bangunan saja di Jl Lingga Semarang, tapi itu dulu, jika Alumni IKIP tahun 1990-an melihat IKIP sekarang pasti akan tercengang, IKIP sekarang sudah sangat besar, mahasiswanya pun ribuan. Ketika aku tanya salah satu anak kos yang ada di kampungku berapa biaya satu semester, dia menjawab, semua bersih sekitar 1.200.000 sudah termasuk uang gedung SPP, kesehatan, majalah kampus, perpustakaan, termasuk SKS yang 1 SKS bisa sampai 25-30.000 gitu (aku kurang begitu yakin dengan jumlah angkanya).Pada waktu dilantik oleh Pak Sulistiyo, IKIP kemudian membeli sebuah bangunan SD di sebelah timurnya kemudian mendirikan gedung empat lantai yang cukup luas dengan halaman parkirnya. Setelah itu kemudian Ia membangun lagi dengan membeli tanah didepannya untuk dijadikan khusus untuk perpustakaan, tahun ini, IKIP juga berhasil membeli sebuah tanah tepat di Jl sidodadi timur untuk dijadikan ruang-ruang kelas yang nantinya untuk menampung mahasiswanya yang tak memiliki kelas, sehingga IKIP menyewa kelas di STM 5 dan sebuah SD PGRI di Jl Barito. Bahkan untuk jurusan bahasa Inggrisnya ada yang dipindahkan ke sebuah hotel di Adem ayem.Perkembangan IKIP tentu sangat mencengangkan sekali, ini bukan sesuatu yang mengagetkan, karena memang pendapatan IKIP sangat besar sekali. Kalau boleh dibilang IKIP menerapkan manajemen yang sangat bagus, apalagi untuk jurusan yang saat ini sedang dikembangkan PGSD sekali masuk 500 mahasiswa bisa terjaring, hebatnya lagi, Ia sengaja menutup PGSD yang hanya D2, untuk kemudian membukanya lagi menjadi jurusan S1, ini kan sebuah strategi yang jitu, selain bisa menjaring alumninya yang belum mencapai status S1, setidaknya IKIP bisa mendulang 1,8 juta guru yang minimal harus S1, dari sini IKIP bisa bermain-main dan mengembangkan sayap bisnisnya. Lahirnya UU Guru dan Dosen, yang mewajibkan Guru berpendidikan minimal S1, memiliki sertifikasi guru, di satu sisi memberi angin segar, tetapi di sisi lain juga menguntungkan IKIP, sebab IKIP selain Unnes, punya legitimasi untuk melakukan itu semuaData dan informasi yang aku peroleh ketika aku mengatakan ini semua berdasarkan cerita dari tetanggaku, ada yang jadi satpam, ada yang bekerja di tata usaha, ada pula mahasiswanya sendiri

manajemen perguruan tinggi bandung

Konon sebelum rektor yang sekarang Bp Sulistiyo M.PD, IKIP adalah perguruan swasta yang kecil karena hanya menempati sebuah bangunan saja di Jl Lingga Semarang, tapi itu dulu, jika Alumni IKIP tahun 1990-an melihat IKIP sekarang pasti akan tercengang, IKIP sekarang sudah sangat besar, mahasiswanya pun ribuan. Ketika aku tanya salah satu anak kos yang ada di kampungku berapa biaya satu semester, dia menjawab, semua bersih sekitar 1.200.000 sudah termasuk uang gedung SPP, kesehatan, majalah kampus, perpustakaan, termasuk SKS yang 1 SKS bisa sampai 25-30.000 gitu (aku kurang begitu yakin dengan jumlah angkanya).Pada waktu dilantik oleh Pak Sulistiyo, IKIP kemudian membeli sebuah bangunan SD di sebelah timurnya kemudian mendirikan gedung empat lantai yang cukup luas dengan halaman parkirnya. Setelah itu kemudian Ia membangun lagi dengan membeli tanah didepannya untuk dijadikan khusus untuk perpustakaan, tahun ini, IKIP juga berhasil membeli sebuah tanah tepat di Jl sidodadi timur untuk dijadikan ruang-ruang kelas yang nantinya untuk menampung mahasiswanya yang tak memiliki kelas, sehingga IKIP menyewa kelas di STM 5 dan sebuah SD PGRI di Jl Barito. Bahkan untuk jurusan bahasa Inggrisnya ada yang dipindahkan ke sebuah hotel di Adem ayem.Perkembangan IKIP tentu sangat mencengangkan sekali, ini bukan sesuatu yang mengagetkan, karena memang pendapatan IKIP sangat besar sekali. Kalau boleh dibilang IKIP menerapkan manajemen yang sangat bagus, apalagi untuk jurusan yang saat ini sedang dikembangkan PGSD sekali masuk 500 mahasiswa bisa terjaring, hebatnya lagi, Ia sengaja menutup PGSD yang hanya D2, untuk kemudian membukanya lagi menjadi jurusan S1, ini kan sebuah strategi yang jitu, selain bisa menjaring alumninya yang belum mencapai status S1, setidaknya IKIP bisa mendulang 1,8 juta guru yang minimal harus S1, dari sini IKIP bisa bermain-main dan mengembangkan sayap bisnisnya. Lahirnya UU Guru dan Dosen, yang mewajibkan Guru berpendidikan minimal S1, memiliki sertifikasi guru, di satu sisi memberi angin segar, tetapi di sisi lain juga menguntungkan IKIP, sebab IKIP selain Unnes, punya legitimasi untuk melakukan itu semuaData dan informasi yang aku peroleh ketika aku mengatakan ini semua berdasarkan cerita dari tetanggaku, ada yang jadi satpam, ada yang bekerja di tata usaha, ada pula mahasiswanya sendiri

arsip manajemen UNMUL

Rektor Unmul Bentuk Satuan Pengendalian Internal (SPI)
SAMARINDA, Humas Unmul - KOMITMEN Rektor Unmul Prof. Dr. Ariffien Bratawinata untuk terus membenahi manajemen internal di institusinya terus diupayakan. Salah satunya dengan membentuk Satuan Pengendalian Internal (SPI) di Unmul yang bertugas melakukan audit dan akuntabilitas internal di lingkungan Unmul. "Mereka akan bertugas melakukan audit internal bidang akademik, bidang keuangan, serta bidang kepegawaian," ungkapnya di sela acara pelantikan Tim SPI di Rektorat Unmul, Senin (28/1).
Hasil temuan dari Tim SPI nanti, menurut Ariffien, akan sangat membantu Unmul dalam pengambilan kebijakan. Selain itu Tim SPI turut membantu tugas Inspektorat Jenderal (Itjen) Depdiknas yang setiap tahunnya memantau manajemen keuangan, akademik, dan kepegawaian. "Jadi sifatnya komplementer, saling melengkapi," ungkap Ariffien.
Ketua SPI Prof. Waris beserta segenap jajarannya mulai aktif mensosialisasikan kinerja dan urgensi SPI kepada unit kerja di Unmul. Beberapa nama yang mengisi struktur SPI di antaranya Prof. H. A. Waris, SE, Jamaluddin MD, M.Si, Ak, Annisa Abu Bakar Lahjie, MSi., Ak, Dr. Krishna Purnawan Candra, dan Iwan Suyatna, M.Sc, DEA.
Secara konseptual, kata Waris, tujuan SPI adalah internal control system mulai dari tahap planning sampai output. "Kontrol secara internal terhadap suatu organisasi mutlak diperlukan. Itulah tugas SPI," kata Waris dalam sosialisasi SPI di Ruang Rapat Lantai III Rektorat Unmul, awal Maret lalu. "SPI nantinya akan menilai secara obyektif kinerja unit-unit yang ada di Unmul," ungkap Waris.
Eksistensi SPI memiliki dasar hukum yang jelas. Di antaranya Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003, UU Nomor 1 Tahun 2004, UU Nomor 15 Tahun 2004, juga Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006. Konteks SPI diutamakan untuk mencegah adanya penyalahgunaan wewenang, menertiban sistem penyelenggaraan keuangan negara, efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan, serta optimalisasi organisasi, kebijakan, dan prosedur personalia di lingkungan institusi pemerintah. "Dalam menjalankan tugasnya, SPI bertanggungjawab kepada Rektor Unmul," ungkap Waris.