Selasa, 15 Juli 2008

manajemen perguruan tinggi bandung

Konon sebelum rektor yang sekarang Bp Sulistiyo M.PD, IKIP adalah perguruan swasta yang kecil karena hanya menempati sebuah bangunan saja di Jl Lingga Semarang, tapi itu dulu, jika Alumni IKIP tahun 1990-an melihat IKIP sekarang pasti akan tercengang, IKIP sekarang sudah sangat besar, mahasiswanya pun ribuan. Ketika aku tanya salah satu anak kos yang ada di kampungku berapa biaya satu semester, dia menjawab, semua bersih sekitar 1.200.000 sudah termasuk uang gedung SPP, kesehatan, majalah kampus, perpustakaan, termasuk SKS yang 1 SKS bisa sampai 25-30.000 gitu (aku kurang begitu yakin dengan jumlah angkanya).Pada waktu dilantik oleh Pak Sulistiyo, IKIP kemudian membeli sebuah bangunan SD di sebelah timurnya kemudian mendirikan gedung empat lantai yang cukup luas dengan halaman parkirnya. Setelah itu kemudian Ia membangun lagi dengan membeli tanah didepannya untuk dijadikan khusus untuk perpustakaan, tahun ini, IKIP juga berhasil membeli sebuah tanah tepat di Jl sidodadi timur untuk dijadikan ruang-ruang kelas yang nantinya untuk menampung mahasiswanya yang tak memiliki kelas, sehingga IKIP menyewa kelas di STM 5 dan sebuah SD PGRI di Jl Barito. Bahkan untuk jurusan bahasa Inggrisnya ada yang dipindahkan ke sebuah hotel di Adem ayem.Perkembangan IKIP tentu sangat mencengangkan sekali, ini bukan sesuatu yang mengagetkan, karena memang pendapatan IKIP sangat besar sekali. Kalau boleh dibilang IKIP menerapkan manajemen yang sangat bagus, apalagi untuk jurusan yang saat ini sedang dikembangkan PGSD sekali masuk 500 mahasiswa bisa terjaring, hebatnya lagi, Ia sengaja menutup PGSD yang hanya D2, untuk kemudian membukanya lagi menjadi jurusan S1, ini kan sebuah strategi yang jitu, selain bisa menjaring alumninya yang belum mencapai status S1, setidaknya IKIP bisa mendulang 1,8 juta guru yang minimal harus S1, dari sini IKIP bisa bermain-main dan mengembangkan sayap bisnisnya. Lahirnya UU Guru dan Dosen, yang mewajibkan Guru berpendidikan minimal S1, memiliki sertifikasi guru, di satu sisi memberi angin segar, tetapi di sisi lain juga menguntungkan IKIP, sebab IKIP selain Unnes, punya legitimasi untuk melakukan itu semuaData dan informasi yang aku peroleh ketika aku mengatakan ini semua berdasarkan cerita dari tetanggaku, ada yang jadi satpam, ada yang bekerja di tata usaha, ada pula mahasiswanya sendiri

0 komentar: